KLa Project Pukau Penikmat Jazz Tretes

Senin, 24 Oktober 2016 - 11:18 WIB
KLa Project Pukau Penikmat Jazz Tretes
KLa Project Pukau Penikmat Jazz Tretes
A A A
PASURUAN - Ribuan penikmat Jazz Tretes terpukau dengan penampilan grup band KLa Project. Grup band besutan Katon Bagaskara ini mampu menghangatkan suasana malam di kawasan wisata pegunungan di Prigen Kabupaten Pasuruan.

Pagelaran Jazz Tretes yang kedua ini merupakan rangkaian dari peringatan Hari Jadi Kabupaten Pasuruan ke 1.087 tahun. Pertunjukan jazz yang berada di kawasan Finna Golf and Country Club Resort ini sebagai upaya membangkitkan wisata keluarga di Tretes, Kecamatan Prigen.

Sejumlah lagu andalan KLa Project, diantaranya Tak bisa kelain hati, Semoga, Yogjakarta, memberikan nuansa berbeda dalam mengenang era tahun 1990-an. Para penikmat Jazz Tretes ini terus bernyanyi sembari mengangkat tangannya.

Jazz Tretes ini menjadi momen spesial bagi salah satu personel KLa Project , Adi Ardian. Pada malam itu, Adi Ardian yang berada dalam posisi keyboard ini merayakan hari lahirnya yang ke-49. Di tengah pentas, Adi mendapatkan kejutan dari teman serta para penggemarnya. Adi mendapatkan ucapan selamat ulang tahun dari Katon Bagaskara yang langsung disusul dengan teriakan dari KLanese.

Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf yang berkesempatan naik keatas panggung memberikan apresiasinya kepada KLa Project. Ia yang susah menunggu-nunggu kesempatan tersebut memberikan suvenir berupa t-shirt I Love Pas.

"Jazz Tretes ini sebagai salah satu upaya membangkitkan dan mempromosikan kembali kawasan wisata keluarga Tretes. Wisata Tretes yang sudah terkenal sejak dulu merupakan tempat yang nyaman bagi keluarga yang ingin berlibur," kata Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf.

Salah seorang penikmat jazz asal Surabaya, Shandy, mengaku sengaja datang ke Jazz Tretes untuk menyaksikan penampilan grup band favoritnya. Menurutnya, Jazz Tretes tak ubahnya seperti pagelaran jazz seperti dibanyak tempat. Namun Jazz Tretes belum memiliki ciri khas sebagai even yang menonjolkan pariwisata pegunungan. Panggung yang menggunakan atap justru menghalangi panorama pegunungan yang eksotik.

"Kesan formal terutama pada penonton VVIP dengan meja bundarnya masih menjadi sekat dengan para penikmat jazz. Seharusnya sekat ini sudah tidak ada agar pagelaran jazz bisa dinikmati secara bersama," kata Shandy.
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4844 seconds (0.1#10.140)